Selasa, 15 Agustus 2017

Jakarta Trip part 2


Training kali ini sangat melelahkan. Bagaimana tidak, dari jam 9 pagi hingga 5 sore kami tidak berhenti untuk diajak berfikir. Maklum bahasan training nya agak berat. Tapi setelah keluar dari Gedung KPPTI, rasanya lega. Otak saya tidak hang lagi lantaran cuaca sore itu tidak terlalu panas. Sebelum balik ke hotel, saya sempetin foto2 dulu lah dengan latar belakang kantor . kata Pak Bos saya, “Cueek aja sini aku fotoin, mereka juga gak kenal kita” Jadilah saya model ala2 sore itu.

Hal yang menarik bagi saya selama perjalanan ke hotel adalah bisa berjalan kaki dengan leluasa di depanjang jalan Tamrin. Trotoar untuk pedestrian cukup luas sehingga lega untuk berjalan. Harusnya di setiap tempat seperti ini yah, supaya orang mau untuk jalan kaki. Kalo dibandingkan dengan di Palembang, trotoar yang ada  dilewat motor. Kadang untuk jalan harus berhati-hati sendiri. Malah kita diklakson in sama pengendara motor kalau jalannya lambat. Nah loh..


Malam itu saya memutuskan untuk mencari makan malam di Sarinah (cari yang dekat). Saya sebenarnya pengen makan masakan korea, tapi lokasi nya terlalu jauh menurut Gojek. Jadilah pilihan malam itu ke Gokana Tepan. Letaknya berada di Lt 1 Sarinah. Begitu masuk resto nya, kita akan ditanya oleh Mbak Waitress nya mau masak sendiri/tidak. Ternyata di resto ini dibagi 2 area. Lantai 1 untuk yang ingin memasak sendiri (jadi di tiap meja sudah ada panggangan, pelanggan tinggal mengambil daging/ sayur di meja yang disediakan). Berhubung saya sendirian, saya pilih untuk makan di lantai 2 saja, yang langsung melihat menu. Berhubung Gokana Tepan disini adalah yang GT Platinum, menu2 selain Jepan juga ada, seperti Steak,Spageti, Tomyam, dll. Kalo saya kali ini pengen coba yang Ramen aja. Menu ramen sendiri ada 3 varian kuah, manis, asin, pedas. Malam itu saya pilih yang manis. Begitu sampai di meja, penampilan ramen nya cukup menggoda (apa karena saya sudha lapar ya). Ternyata porsinya cukup besar untuk saya, jadi makan harus pelan-pelan. Menurut saya pribadi, rasanya tidak terlalu special, nilai 6 dari 10.

Keesokan paginya, setelah breakfast jam 6.30 lami langsung berangkat ke Gambir, change Bus Damri untuk ke bandara. Ada kejadian tidak mengenakkan semalam. Tengah malam saya terbangun lantaran perut saya tidak bersahabat. Sepertinya ini akibat makan siang dari training kemarin. Saya kira lauk yg diberikan adalah semur daging, ternyata sapi lada hitam. Karena terlanjur kuahnya kecampur sama nasi, alhasil dimakan juga. Dan akibatnya tengah malam kebangun dan tidak bisa tidur lagi. Sampai perjalanan ke bandara pun, saya masih lemas karena perut yang sakit. 

Begitu sampai terminal 3 saya takjub banget dengan design eksterior maupun interiornya. Taman luarnya tertata rapi sekali, tanaman2 nya juga bagus segar dipandang. Begitu masuk, semakin wow lagi. Bagian dalam gedung mirip dengan bandara Kuala Namu Medan, namun  atapnya cakep seperti efek prisma. Dan yang saya suka lagi, untuk penumpang yang tidak bawa bagasi seperti saya, bisa langsung  check in dan cetak boarding pas sendiri di mesin mirip ATM .Tinggal di scan barcode kode booking pass, lalu verifikasi nama penumpang yang ada di layar, dan jadilah boarding pass kita.

Finally, meet my favorite jajanan, kue sus nya Beard Papa. Ternyata harganya sudah naik, dulu terakhir beli masih 16 ribu, sekarang 23 ribu. Jadilah untuk obat pengen, beli 3 buah.

Sabtu, 12 Agustus 2017

Week#1 Agustus



Week 1 Agustus ini penuh dengan cerita-cerita yang kalau dibilang unexpected deh. Jadi ada cerita sedih dan seneng. Alhamdulilah banyak kejadian yang diluar ekspektasi saya terjadi di minggu ini. Karena saya akan banyak cerita, jadi postingannya akan dibagi ke beberapa post. Sekalian biar saya lebih mudah nulisnya
  • Trip ke Jakarta
  • Design Thinking Training
  • Hobby Baru Adek Krishna
  • Ditinggal Ayah

#Trip ke Jakarta part 1


Terakhir kali saya ke Jakarta adalah tahun 2014, yaitu saat ada training pengenalan perusahaan. Maklumlah saya baru join di Indosat tahun tersebut, jadi sebelum mulai kerja harus di training dulu. Dan kali ini pun saya kesini juga karena training. Hehehe, apakah ini kebetulan? *lebay   mode on.

Awalnya saya tidak menyangka bakal ikutan training ini karena Pak Bos saya yang belum confirm jadi/tidak untuk ke Jakarta. Training ini sendiri diberikan sebagai reward kami masuk ke 80 participant Innovation at Work. Nanti nya kami akan diberikan training mengenai Mendesain suatu Innovasi atau Gagasan dengan metode Design Thinking. Untuk cerita lengkapnya, akan saya jelaskan di postingan selanjutnya.

Karena training diadakan Senin pagi (6 Agustus), kami pilih flight Minggu sore. Sengaja kami pilih Minggu supaya masih ada waktu dengan keluarga. Masya Allah sebelum pesawat berangkat jam 4 sore, hujan deras tiba-tiba mengguyur Palembang. Setelah hampir 2 minggu panas terik, suasana menjadi sedikit sejuk dengan hujan ini. Allahumma Sayyiban Nafi’an . Saking derasnya hujan turun, dalam waktu 15-20 menit hujan nya sudah berhenti. Alhamdulilah berarti gak take off saat hujan. 

Flight kami alhamdulilah on time dan bisa tiba di Terminal 1B sekitar jam 17.30 (kami naik L*on sore itu).  Berhubung hotel kami menginap di daerah Wahid Hasyim, jadi kami naik Damri tujuan Gambir. Untuk satu keberangkatan kita harus membayar Rp 40,000. Dan yang bikin saya kaget, sekarang bis nya sudah lebih bagus. Penumpang lebih mudah untuk mengecek Bus Damri yang akan dinaiki karena di kaca depan bus sudah ada LED yang menunjukkan Tujuan Damri .  Kalau jaman dulu, Cuma ada tempelan stiker di kaca depan. Jadi untuk memastikan Bus Damri ini sesuai tujuan kita atau tidak, ya harus dating mendekat.

Jalanan Jakarta malam itu sedikit lenggang sehingga perjalanan pun lancer. Saya takjub dengan banyaknya bangunan baru seperti hotel, apartemen di sepanjang jalan. Yang lebih keren lagi, saya bisa melihat daerah Kalijodo dari atas jembatan layang. Awalnya saya heran, daerah apa ini kok ramai seperti pasar malam, banyak wahana hiburan anak padahal dulu lewat sini tidak ada tempat wisata malam ini. Ternyata ada tulisan Wisata Kalijodo.  Wah ternyata berita di televise memang benar, daerah ini sudah berubah lebih bagus.

Begitu sampai Gambir, kami langsung cari tempat untuk makan malam supaya nanti di hotel tinggal istirahat. Wajah stasiun Gambir pun mengalami banyak perubahan di mata saya. Banyak tempat makan yang baru. Yang paling membuat saya kaget, ada Beard Papa. Waduh pengen beli sih, Cuma nanti tidak kenyang. Akhirnya pilihan kami adalah makan di Hokben. Resto Jepang favorit yang belum ada di Palembang, jadi mumpung di Jakarta, makanlah kami disana.

Perjalanan ke hotel cukup singkat, hanya 15 menit saja. Ini adalah pertama kali nya saya menginap di Hotel Ibis Tamarin. Hotelnya memang tidak besar, tapi interior di dalam nya cukup modern. Semacam perpaduan trend minimalis dengan furniture yang instagramable. Jadi banyak spot untuk foto yang bisa dicoba.

Karena saya sendirian, jadi dipilihkan single bed. Kamar yang saya tempati tidaklah besar tapi yang saya suka dari kamar ini adalah jendelanya yang besar, ada mini  kulkas, dan di kamar mandi nya dilengkapi hair dryer.  Namun, AC dsini dingin sekali. Bagi yang tidak kuat, sebaiknya dimatikan saja karena sampai pagi pun kamar ini masih dingin dengan kondisi AC off.

Fasilitas hotel ini cukup lengkap loh. Waktu saya breakfast, saya melihat ada ruangan gym dan kolam renang di samping restaurant. Walaupun kolam nya tidak besar, tapi jika menginap bersama anak-anak, mereka pasti senang. Untuk breakfast sendiri, menu nya cukup beragam. Ada sekitar 4 menu berat (nasi, lauk,dll) , roti & kue kecil, buah-buahan, sereal. System nya self service, jadi kalau ingin makan atau minum, tinggal mengambil sendiri. Overall saya puas dengan fasilitas dan layanan hotel Ibis Tamarin.


Sabtu, 05 Agustus 2017

Semangat Berkebun



Postingan pertama di bulan Agustus

Agustus ini diawali dengan semangat baru untuk berkebun. Keinginan untuk berkebun bermula dari melihat banyaknya postingan di explore IG saya tentang urban farming. Saya jadi penasaran apa itu Urban Farming. Ternyata konsep dari kegiatan ini adalah menggalakkan minat berkebun di daerah perkotaan atau pun lahan sempit. Dengan memanfaatkan lahan di rumah, kita bisa produktif untuk menanam sayuran yang nantinya bisa dikonsumsi sendiri atau dijual
 
Ukuran halaman kosong di rumah saya tidak lah luas. Kami hanya memiliki taman ukuran 3x2 m dan lahan samping sekitar 1.5 x 2m. Sebagian besar taman sudah diisi dengan bunga. Adapun tanaman herb yang saya punya hanya Mint (itupun hasil mengembangkan sendiri dengan stek batang dari tanaman mint yang dibeli di supermarket). Karena sedang semangat ingin memulai berkebun, saya pun coba belanja benih kering di Ace. Karena masih pemula, saya beli benih pakcoy, bayam merah, dan seledri. Harga 1 bungkus nya lumayan murah, sekirar Rp 12.000. Kebetulan di rumah sudah ada tanah kompos  hasil beli di pedagang bunga minggu lalu. Jadi begitu sampai rumah, saya semail benih-benih tersebut di wadah botol plastik.

Setelah 5 hari tanam, hasilnya cukup bikin saya senang. Benih pakcoy nya sudah mulai sprout (istilah berkebun untuk benih yang meninggi). Sebagai seorang pemula, saya senang sekali dong. Selain itu, saya juga mencoba teknik hidroponik untuk tanaman mint saya. Untuk mengembangkan tanaman mint termasuk mudah. Kita tinggal potong satu batang mint , lalu kita bersihkan 2-3 daun nya dan tinggalkan 2 pucuk daun yang di atas. Tinggal dipindahkan di media tanam.

Nah ini dia penampakan hasil berkebun saya. Semoga tanaman-tanaman ini bisa berkembang dengan sehat

Jakarta Trip part 2

Training kali ini sangat melelahkan. Bagaimana tidak, dari jam 9 pagi hingga 5 sore kami tidak berhenti untuk diajak berfikir. Maklum ba...