Perjalanan mudiknya berlanjut lagi. Alhamdulilah di hari terakhir Krishna di Malang, kondisi badannya sudah enakan. Demam nya turun, makannya mulai lahap, aktifnya sudah tidak terlawan. Puji syukur pada Allah swt. Untuk melanjutkan perjalanan ke Jogja, kami menggunakan kereta api. Dan kali ini Ayah memilih kereta Malioboro Express. Berhubung berangkatnya masih jam 8 malam, pagi ini kami ingin mencoba naik bus wisata Malang yang double decker. Kami sudah coba tunggu di depan Balaikota (bus nya stop disini), namun belum beruntung. Bus nya sudah penuh dan tidak keliling lagi. Yahh, sepertinya kami belum beruntung.
Jadilah kami jalan-jalan untuk beli oleh-oleh saja. Pilihan nya kali ini adalah Malang Strudel. Sengaja kami beli di outletnya langsung sekalian ingin tahu seperti apa malang strudel ini. Outletnya sendiri ada di Jalan Semeru. Kesan saya tentang outlet ini, dsini kita tidak hanya bisa beli Malang Strudel. Tapi banyak dipajang bermacam-macam oleh-oleh khas Malang lainnya, seperti aneka keripik tempe / buah , brownies tempe, susu ,pancake durian, cui mie kemasan, juga tersedia kaos –kaos dengan design kota Malang. Sepertinya outlet ini dikonsep one stop shopping. Jadi kita tidak perlu repot untuk berpindah-pindah toko lagi untuk beli jajanan khas Malang.
Jarak antara rumah dengan stasiun tidak lah jauh. Jika ditempuh dengan mobil memakan waktu 15 menit. Kami berangkat jam 7 malam, sengaja 1 jam lebih cepat karena ingin mengajak Krishna naik kereta / odong2 bertingkat yang suka berhenti di depan stasiun. Biasanya kalau malam, kereta ini penuh dengan anak-anak dan orang tua nya. Mungkin karena tarifnya murah Rp 5000/org (itupun anak2 kecil yang dipangku tidak bayar) sehingga selalu ramai. Rutenya pun cukup jauh melewati Pasar Klojen - Jl Dr Cipto – Jl Diponegoro – Jl Patimura – Jl Suropati – Depan Stasiun. Satu kali putaran memakan waktu 15-20 menit. Krishna senang sekali tiap naik kereta ini.
Krishna excited banget waktu di stasiun. Dia ingin cepat- cepat masuk katanya mau liat Tututut. Dan seperti liburan sebelumnya, begitu masuk kereta langsung sibuk jalan-jalan di gerbong. Kalau sudah begini, giliran Ayah yang jagain. Ibu duduk manis di kursi sambil mengawasi dari jauh. Perjalanan kali ini kami memilih kelas Ekonomi karena kursinya memanjang. Jadi jika sewaktu-waktu Krishna tidur, kami lebih mudah untuk menidurkannya. Kami permah naik kelas eksekutif, tapi kesusahan untuk menidurkannnya lantaran kursi nya saling terpisah.
Another drama happened waktu naik kereta api. Kami sudah menebak sebelumnya karena Krishna terbiasa tidur dengan lampu dimatikan, ketika naik kereta dia kesusahan tidur karena lampu gerbong selalu menyala. Walaupun sudah digendong maupun diajak jalan-jalan masih saja rewel tidak mau tidur. Dan akhirnya mau tidur pun itu sudah melewati Nganjuk dan sekitar jam 23.30.
Saya salut dengan pelayanan PT KAI saat ini. Walaupun di kelas ekonomi, kebersihan kamar mandi nya tetap terjaga. WC nya dilengkapi tissue dan sabun cuci. Pengharum ruangan di gerbong juga berfungsi, bahkan setelah sampai di Jogja, petugas langsung mengganti dengan pewangi yang baru. Sayang sekali AC disini sangat dingin. Walaupun sudah memakai jaket, saya tetap merasa kedinginan. Saya sarankan untuk menyewa selimut yang ditawarkan oleh petugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar